Hukum Shaum ( PUASA) Ramadhan
Shaum Ramadhan hukumnya wajib atas
setiap Muslim dan Muslimah yang sehat akalnya (tidak gila) dan telah
mukallaf (umur remaja), tidak dalam keadaan musafir dan sakit. Khusus
bagi wanita, tidak dalam keadaan haidh dan nifas. Tentang wajibnya
shaum, Allah menjelaskannya dalam surat Al-baqoroh : 183 : Wahai
orang-orang beriman, diwajibkan atasmu sekalian shaum itu (shaum
Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, semoga
kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa. Dalam sebuah hadits dijelaskan,
Rasul Saw. bersabda : Sesungguhnya Islam itu dibangun di atas lima
(dasar). Kesaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Allah dan Muhammad itu adalah utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, melaksanakan shaum Ramadhan dan menunaikan haji. (HR. Muslim)
Oleh sebab itu, Rasulullah Saw. mewanti
wanti umatnya agar sekali-kali jangan meninggalkan shaum Ramadhan tanpa
alasan yang dibolehkan. Dalam salah satu haditsnya, Rasul Saw. bersabda :
Ikatan dan kaedah agama Islam itu ada tiga. Diatasnya dibangun Islam.
Siapa meninggalkan salah satu darinya maka ia kafir, halal darahnya
(karena sudah dihukumkan kepada orang murtad), syahadat La ilaaha
illallah, sholat yang difardhukan dan shaum Ramadhan. (H.R Abu Ya'la dan
Dailami)
4.3. Rukun Shaum
Setiap ibadah dalam Islam ada rukunnya
agar ibadah itu bisa tegak dan berjalan dengan benar. Demikian juga
dengan shaum Ramadhan. Rukunnya ada dua :
1. Niat. Niat adalah faktor pertama yang
akan menentukan sah atau tidaknya ibadah seseorang seperti yang
dijelaskan Rasul Saw. Sesungguhnya (sahnya) setiap amal itu tergantung
adanya niat (bagi setiap amal tersebut). Dan sesungguhnya setiap orang
(akan memperoleh) sesuai apa yang diniatkannya. Siapa yang berhijrah
karena kepentingan dunia yang akan dia peroleh atau wanita yang akan
dinikahinya, maka dia akan memperoleh apa yang diniatkannya. (HR.
Islam). Setiap amal ibadah, baik wajib maupun yang sunnah akan bernilai
di mata Allah jika didasari dengan niat. Niatnya harus hanya karena
Allah, tidak melenceng sedikitpun. Kemudian itu letaknya dalam hati,
bukan dilafazkan (diucapkan dengan lisan), termasuk niat shaum Ramadhan
harus dilakukan dalam hati. Waktunya sebelum terbit fajar.
2. Menahan diri dari hal-hal yang membantalkan shaum sejak terbit fajar sampai mata hari tenggelam. (QS. Al-Baqoroh : 187).