I K H L A S

Ikhlâs secara bahasa berasal dari kata kerja akhlasha, yukhlishu, yang berarti memurnikan, menjernihkan atau membeningkan. Dalam istilah agama Islam, ikhlâs dibagi dalam beberapa bidang menjadi ikhlâs dalam akidah, ikhlâs dalam ibadah, dan ikhlâs dalam akhlak. Ikhlâs dalam akidah adalah memurnikan keyakinan bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah. Ikhlâs dalam akidah dinamakan tawhîd, yakni mengesakan Allah dengan semurni-murninya. Tawhid meliputi tawhîd ulûhiyyah, yaitu meyakini Allah dengan keyakinan yang jernih sebagai Tuhan Yang Maha Esa; tawhîd rubûbiyyah, meyakni Allah dengan keyakinan yang jernih sebagai Tuhan yang memelihara dan mengelola alam; dan
tawhîd mulkiyyah, meyakini Allah dengan keyakinan yang murni bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang menguasai alam semesta.

Ikhlas dalam ibadah adalah beribadah semata-mata mengharap keridoan Allah, tanpa pamrih apapun yang bersifat keduniawian. Ikhlas dalam shalat melahirkan tiga maqam perasaan tentang shalat. Pertama, merasakan bahwa shalat itu kewajiban hamba kepada Allah. Kedua, merasakan bahwa shalat itu kebutuhan manusia untuk menghadap dan berkomunikasi dengan Allah secara personal. Ketiga, merasakan bahwa shalat itu merupakan kenikmatan ruhaniah yang tidak tergantikan oleh ibadah lain.

Ikhlas dalam akhlak adalah menjalani kehidupan dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah; menerima semua pemberian-Nya, baik yang terasa pahit maupun manis; meyakini bahwa semua pemberian Allah bernilai positif dan terbaik bagi dirinya. Keikhlasan dalam akhlak kepada sesama melahirkan spirit hidup untuk melayani kepentingan orang banyak tanpa beban. Kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan hidupnya dirasakan ketika dirinya dapat berbagi dan peduli dengan sesama, serta dapat memberikan manfaat banyak bagi orang lain.

source : Belajar Ngaji