Segala puji bagi Allah SWT Rabb
semesta alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW,
beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang tetap istiqamah menegakkan
risalah yang dibawanya hingga akhir zaman.
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman
Allah SWT yang diturunkan kepada nabi kita Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah
kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan
pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, merupakan suatu
kewajiban bagi
seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an,
menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca
al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian
diteruskan dengan tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya
sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Di samping itu, kita juga dianjurkan
menghapalnya dan menjaga hafalan tersebut agar jangan terlupakan, karena hal
itu merupakan salah satu bukti nyata bahwa Allah SWT berjanji akan menjaga
al-Qur`an dari perubahan dan penyimpangan seperti kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya. Dan salah satu bukti terjaganya al-Qur’an adalah tersimpannya di
dada para penghapal al-Qur’an dari berbagai penjuru dunia, bangsa arah dan ajam
(non arab).
Banyak sekali anjuran dan keutamaan
membaca al-Qur’an, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah, di antara perintah
membaca al-Qur`an adalah: firman Allah swt:
وَاتْلُ
مَآأُوْحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ
Dan bacakanlah apa yang diwahyukan
kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (al-Qur’an).. (QS. al-Kahfi:27).
Dan firman-Nya:
اتْلُ
مَآأُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur’an). (QS. al-’Ankabut:45)
Dan firman-Nya:
إِنَّمَآ
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ
شَىْءٍ وَأُمِرٍتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ . وَأَنْ أَتْلُوَا
الْقُرْءَانَ
Aku hanya diperintahkan untuk
menyembah Rabb negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya suci dan
kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri”. * Dan supaya aku membacakan al-Qur’an (kepada
manusia). “. (QS. an-Naml:91-92)
Adapun di antara keutamaan membaca
al-Qur`an dari sunnah Rasulullah SAW adalah:
1.
Menjadi manusia yang terbaik:
“Dari Utsman bin ‘Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ‘
Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan
mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.
2.
Kenikmatan yang tiada bandingnya:
Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ
فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ
مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ‘
Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang
lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian
tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam
dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta,
maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.”Muttafaqun alaih.
3.
Al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat:
dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, ‘Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat
memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan
mengamalkannya).” HR. Muslim.
4.
Pahala berlipat ganda:
dari Ibnu Mas’ud rad, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya
satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali
lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif
adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.
5.
Dikumpulkan bersama para malaikat:
dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad SAW
bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ,
وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ
أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia
dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang
yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam
membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Muttafaqun ‘alaih.
Inilah sebagian dari anjuran dan keutamaan membaca al-Qur`an, dan yang
perlu diingat bahwa pahala membaca al-Qur`an diperoleh bagi siapa pun yang
membacanya, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Kendati kalau bisa
memahaminya pahalanya tentu lebih baik dan lebih banyak pahalanya.
Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca
al-Qur`an yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahamainya, di
antaranya adalah:
- Sebagai faktor penting untuk menjaga
keutuhan dan keaslian al-Qur`an dari perubahan dan campur tangan manusia,
seperti yang menimpa kitab-kitab sebelumnya.
- Membentuk persatuan kaum muslimin secara
bahasa, memperkuat persatuan agama, dan memudahkan sarana komunikasi di
antara mereka serta memperkokoh barisan mereka.
- Sebagai langkah pertama bagi pembaca
al-Qur`an untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur`an.
Salafus shalih dan al-Qur’an:
Berdasarkan
anjuran-anjuran dan keutamaan-keutamaan di atas, para salaf (para pendahulu
dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama) sangat bersungguh-sungguh
dalam memperbanyak membaca al-Qur`an dan menghapalnya, karena mengharapkan
keutamaan dan pahala ini, serta karena cinta terhadap Kitabullah dan
mendapatkan kenikmatan dengan membacanya. Imam Abdurrahman al-Auza’i rahimahullah
berlata: ‘Ada lima perkara yang selalu dipegang para sahabat nabi dan para
tabi’in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: Selalu bersama jama’ah
kaum muslimin, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Qur`an dan
jihad fi sabilillah.”
Di antara para
sahabat yang masyhur selalu bersama al-Qur`an adalah Utsman bin Affan RA,
sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah berkata: ‘Jikalau hati kamu bersih
niscaya kamu tidak pernah kenyang dari Kalamullah.”
Di antaranya
lagi adalah Abdullah bin Amar bin Ash rad, seperti yang diriwayatkan dalam
shahih tentang dialognya bersama Rasulullah SAW, hingga akhirnya Rasulullah SAW
memintanya agar membaca dan mengkhatamkan al-Qur`an dalam tujuh
hari.’ HR. Al-Bukhari 5052 dan Muslim.
Para salaf
rahimahullah merasakan ketenangan dan kenikmatan saat membaca al-Qur`an, karena
ia adalah Kalamullah yang tidak pernah bosan membacanya dan tidak pernah jemu
mendengarnya. Allah SWT menghilangkan rasa jemu dan bosan dari pembaca dan
pendengarnya dengan keikhlasan dan kebenaran iman, untuk memudahkan membaca dan
mendengarnya. Firman Allah SWT:وَلَقَدْ يَسَّرْنَا
الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍDan sesungguhnya telah Kami
mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran
(QS. al-Qamar:17)
Inilah rahasia
perkataan Utsman bin Affan RA: ‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak
pernah kenyang dari Kalamullah.” Itulah penyebab mereka selalu membaca
al-Qur`an dan menjaga hizib mereka. Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Carilah
kenikmatan dalam tiga perkara: shalat, al-Qur`an dan doa. Jika kamu
mendapatkannya maka pujilah Allah SWT atas hal itu, dan jika kamu tidak
mendapatkannya maka ketahuilah bahwa pintu kebaikan telah ditutup
atasmu.” HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 7226
Para salaf
selalu berpegang teguh terhadap sunnah nabawiyah dalam berbagai aspek kehidupan
mereka, tanpa terkecuali dalam hal membaca al-Qur`an. Abul ‘Aliyah ar-Rayahi
berkata: “Kami adalah budak yang dimiliki orang, di antara kami ada yang membayar
dharibah, ada pula yang melayani keluarganya. Kami mengkhatamkan al-Qur`an
setiap malam, maka hal itu terasa berat bagi kami. Lalu kami mengkhatamkan
setiap dua malam, ternyata juga merasa berat. Lalu kami mengkhatamkan setiap
tiga malam, lalu kami merasa berat, sehingga kami saling mengeluh satu sama
lain. Kami menemui Rasulullah SAW, maka beliau mengajarkan kepada kami agar
mengkhatamkan setiap jum’ah, maka kami bisa shalat dan tidur, dan kami tidak
merasa berat.” Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat 7/113
dan lihat: Siyar A’lam Nubala 4/209.
Imam an-Nawawi
rahimahullah berkata: “Sepantasnya seseorang menjaga rutinitas dan memperbanyak
membaca al-Qur`an. Para salaf mempunyai kebiasaan yang bervariasi dalam
mengkhatamkan al-Qur`an. Ibnu
Abi Daud meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa
di antara mereka ada yang mengkhatamkan setiap dua bulan, ada yang setiap
bulan, ada yang setiap sepuluh hari. Dan dari sebagian mereka ada yang
mengkhatamkan setiap delapan hari, dan dari kebanyakan mereka adalah mengkhatamkan
al-Qur`an setiap tujuh malam. Dan dari sebagian mereka ada yang
mengkhatamkan setiap tiga hari. Dan yang terbaik bahwa hal itu berbeda menurut
tugas dan kewajiban seseorang. Apabila dengan pelan ia bisa memahami makna dan
tafsirnya secara baik, maka hendaklah ia membaca menurut kadar yang ia bisa
mendapatkan kesempurnaan pemahaman yang dia baca. Demikian pula orang yang
sibuk menyebarkan ilmu (mengajar, berdakwah dan sejenisnya) maka hendaklah
membatasi diri agar tidak mengurangi tugas utamanya. Dan jika bukan seperti
golongan di atas dan tidak punya tugas yang lain, maka hendaklah ia
memperbanyak membacanya sebatas kemampuannya yang tidak menyebabkan rasa
bosan. At-Tibyan 46
Perhatian para
pendahulu kita dalam Menghafal al-Qur`an:
Para salaf tidak hanya memberi perhatian
terhadap membaca al-Qur`an lewat mushhaf, bahkan mereka berlomba-lomba dalam
menghapalnya, dan Allah SWT telah memberikan kemudahan dalam membaca dan
menghapalnya bagi siapa pun yang ingin mengharapkan pahala dan berminat menghapalnya.
Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran"
(QS. al-Qamar:17)
Ibnu Abbas RA
berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada manusia
niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah. (Lihat: ad-Durrul
Mantsur 7/676.) Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan
menghapalnya.
Di antara keutamaan menghapal al-Qur`an adalah
hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الَّذِي
لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun
al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” HR.
at-Tirmidzi 2910
Dan Beliau
mengutamakan di antara para sahabatnya menurut kadar hapalan al-Qur`an mereka,
apabila mengutus pasukan beliau mengangkat imam dalam shalat bagi yang paling
banyak hapalannya, mengedepankan di liang lahat bagi yang paling banyak
hapalannya. Maka banyak sekali dorongan dan motivasi untuk lebih giat menghapal
al-Qur`an. Memang tidak disebutkan secara pasti berapa jumlah sahabat yang
hapal al-Qur`an, namun cukup sebagai bukti banyak yang hapal al-Qur`an, bahwa
dalam perang Yamamah telah terbunuh tujuh puluh orang sahabat yang hapal
al-Qur`an.
Di antara
contoh penghapal al-Qur`an dari para sahabat, hadits Ibnu Mas’ud RA, ia
berkata: ‘Aku hapal dari mulut Rasulullah SAW lebih dari tujuh puluh surah.”
Demikianlah
sebagian di antara keutamaan membaca dan menghapal al-Qur’an, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Amin.