A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai
Sejarah Peradaban Islam pada masa-masa khulafaurrasyidin ataupun
sejarah-sejarah lain adalah terbuka dan milik semua orang. Asalkan bisa
memahami dan bisa mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri mengenai
akar-akar Sejarah Peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin. Karena
nilai-nilai positif Sejarah Peradaban Khulafaurrasyidin tidak lagi dijadikan
teladan oleh orang-orang Islam.
Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang Islam saat ini lebih
banyak mengadobsi budaya/peradaban orang-orang non muslim. semua itu merupakan
cerminan bagi potret perkembangan di masing-masing kawasan Dunia Islam yang
terus menerus menunjukkan dinamikanya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya nuansa dan
pengembangan wawasan dalam studi Sejarah Peradaban Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Secara garis besar pembuatan makalah kami ini akan membahas tentang:
1. Mengurai/menguak kembali tentang sejarah peradaban pada masa
khulafaurrasyidin.
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan para khulafaurrasyidin
3. Kontribusi-kontribusi khulafaurrasyidin yang disumbangkan pada islam dan
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KHULAFAURRASYIDIN
1. Pengertian Khulafaurrasyidin
Kata khulafaurrasyidin itu berasal dari bahasa arab yang terdiri dari kata
khulafa dan rasyidin, khulafa’ itu menunjukkan banyak khalifah, bila satu di
sebut khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang yanng mengganti
kedudukan rasullah SAW sesudah wafat melindungi agama dan siasat (politik)
keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah ditentukan oleh
batas-batanya dalam melaksanakan hukum-hukum syariat agama islam.
Adapun kata Arrasyidin itu berarti arif dan bijaksana. Jadi khulafaurrasyidin
mempunyai arti pemimpim yang bijaksana sesudah nabi muhammad wafat. Para
khulafaurrasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan bijaksana. Mereka tiu
terdiri dari para sahabat nabi muhammad SAW yang berkualitas tinggi dan baik
adapun sifat-sifat yang dimiliki khulafaurrasyidin sebagai berikut:
a. Arif dan bijaksana
b. Berilmu yang luas dan mendalam
c. Berani bertindak
d. Berkemauan yang keras
e. Berwibawa
f. Belas kasihan dan kasih sayang
g. Berilmu agama yang amat luas serta melaksanakan hukum-hukum islam.
Para sahabat yang disebut khulafaurrasyidin terdiri dari empat orang khalifah
yaitu:
1 . Abubakar Shidik khalifah yang pertama (11 – 13 H = 632 – 634 M)
2 . Umar bin Khattab khalifah yang kedua (13 – 23 H = 634 – 644 M)
3 . Usman bin Affan khalifah yang ketiga (23 – 35 H = 644 – 656 M)
4 . Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M)
2. Tugas-tugas khulafaurrasyidin
Tugas rasulullah SAW. Meliputi dua hal, yaitu tugas kenabian dan tugas
kenegaraan. Para khalifah hanya menggantikan rasulullah dalam tugas kenegaraan,
yaitu sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan pemimpin umat.
Tugas beliau sebagai nabi dan rasul tidak digantikan oleh siapapun, karena
tugas kenabian yang diembannya itu bersifat khusus atas pemilihan langsung oleh
Allah SWT.di samping itu, beliau adalah nabi dan rasul terakhir. Tidak ada nabi
dan rasul yang diangkat setelah beliau wafat. Sebagaimana firman Allah dalam
Qs. Al Ahzab 40.
مَاكَانَ مُحَمَّدّ ُاَبَاَﺃحَدٍ مِنْ رِﺟﺎ لِكُم
ْوَلَكِنْ رَسُولَ الَّلهِ وَخَا تَمَ النَّبِيِينَ وَكَا َنَ الَّلهُ بِكُل
ِّشَيْءٍعَلِمَ
Artinya:
“ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia rasulullah dan penutup Nabi-nabi, dan adalah allah adalah maha
mengetahui segala sesuatu.”
Masa kekhalifaan kurang lebih selama 30 tahun. Waktu yang sekian lama itu Islam
meluas ke daerah syam, Irak, Palestina, Mesir, Sudan dan beberapa daerah di
Benua Afrika.
Panglima perang pada masa khulafaurrasyidin yang ter kenal diantaranya ialah
Khalid bin Walid, Abu Ubaidah, Amr bin Ash, Mutsanna bin Haritsah Sa’ad bin Abu
Waqqosh.
B. KHALIFAH ABU BAKAR SHIDIK
1. Silsilah dan Kepribadian Abu Bakar
Sebelum masuk Islam, Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Setelah Abu Bakar masuk
Islam namanya diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Dan nama Abu Bakar itu
pemberian dari kaum muslimin, karena beliau segera masuk Islam. Dan juga
mendapat gelar As-Shiddiq (yang membenarkan).
Abu Bakar lahir pada tahun 573 M, dua tahun setelah penyerbuan pasukan bergajah
untuk menghancurkan Ka’bah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman.dengan
demikian baliau dua tahun lebih muda dari Nabi SAW. Karena Nabi lahir pada
tahun gajah, yaitu 571 M. Abu Bakar putra dari Usman (Abu Quhafah) bin Umar bin
Ka’ab bin Said bin Taimi bin Murrah bin Ka’ab bin Luayyi bin Ghalib bin Fahrin
Attaimi dari Suku Qurais.
Perihal perawakan Abu Bakar, menurut riwayat putrinya, Siti Aisyah (Ummul
Mukminin) bahwa kulitnya putih, badannya kurus, pipinya tipis, mukanya kurus,
matanya cekung, dan keningnya menjorok ke depan.
Perihal Akhlaqnya, menurut Ibnu Hisyam beliau terkenal sebagai seorang pemurah,
peramah, pndai bergaul dan suka menolong.
Abu Bakar juga mempunyai sifat sabar, berani, tegas, dan bijaksana. Karena
kesabarannya banyak sahabat masuk Islam karena ajakannya, seperti: Usman bin
Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqas, Zubair
bin Awwam, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas’ud, dan Arqom bin Abil
Arqom.
2. Proses Peralihan Kepemimpinan
Berita wafatnya rasulullah menggemparkan umat islam. Sebagian mereka tidak
mempercayai berita itu, kere dalam shalat subuh sebelum itu, bekiau hadir di
masjid. Berita itu dianggap desas-desus untuk mengacaukan kaum muslimin. Umar
bim Khattab sendiri termasuk orang yang tidak mempercayainya.
Sesudah mendengar berita itu, Abu Bakar langsung masuk kerumah rasulullah dan
menyaksikan rasulullah telah terbujur ditunggui oleh Aisyah, Ali bin Abi Thalib
serta beberapa orang kerabat dekat beliau, ucapan Abu Bakar ketika melihat
jenazah rasulullah, “Alangkah baiknya anda hidup dan alangkah baiknya pula
ketika anda wafat”, Abu Bakar dibai’at sebagai khalifah pertama pada tahun 11 H
atau 632 M, setelah kaum muhajirin dan anshar membai’at, Abu Bakar kemudian
berpidato sebagai berikuat:
“Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku
bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, maka jika aku menjalankan tugasku
denga baik, ikutilah aku. Tetapi jika aku berbuat salah maka luruskanlah,
hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasulnya.tetapi
apabila aku tidak taat kepada Allah dan rasulnya maka kalian tidak perlu
menaatiku.
3.
Langkah-langkah kebijakan Abu Bakar
Sebelum rasulullah wafat, beliau telah
menyiapkan sepasukan tentara di bawah pimpinan Usamah bin Zaid. tetapi sebelum
tentara Usamah jadi berangkat beliau telah wafat. sebagian sahabat ada yang
mengusulkan kepada Abu Bakar agar beliau membatalkan pasukan tentara usamah
yang diperintahkan rasulullah itu dan dikirim saja untuk memerangi oramg-orang
yang murtad.
Oleh karena itu beliau menjawab ”Demi Allah” saya tidak akan menurunakan
bendera yang telah dipasang oleh rasulullah. disamping itu sebagian sahabat ada
yang mengusulkan agar melepas usamah dari jabatannya itu kepada orang lain yang
lebih tua dari padanya. Abu Bakar sangat marah mendengar berita itu lalu
berkata ”saya tidak akan menurunkan dia karena rasulullah SAW sudah mengangkat
dia sebagai tentara.
Maka berangkatlah tentara itu menyerang benteng
musuh serta membawa harta rampasan dan kembali ne Madinah denga kemenangan.
Di antara pesan-pesan Abu Bakar kepada para
prajurit yang berperang dan benar-benar bijaksana itu: ”jangan kamu khianat,
janganlah kamu durhaka, janganlah kamu aniaya, janganlah membunuh anak-anak
kecil dan orang tua. jangan ,erusak pohon yang berbuah, membunuh binatang
kambing, unta, dan lembu kecuali dimakan dagingnya.”
Setelah rasulullah wafat, muncullah
kesulitan-kesulitan yang dihadapi umat islam dibawah pimpinan Abu Bakar,
diantaranya yang terpenting adalah menghadapi orang-orang yang mengaku nabi,
menghadapi orang-orang murtad, dan orang-orang yang membangkang tidak mau
membayar pajak.
1. Menumpas
nabi palsu
Ada empat orang yang menamakan dirinya sebagai
nabi. padahal islam mengajarkan bahwa Nabi muhammad SAW adalah nabi
akhiruzzaman. keempat yang mengaku nabi itu adalah nabi palasu. yaitu
Musailamah Al kazab dari bani hanifah di yamamah, Sajah tamimiyah dari bani tamim,
Al aswad Al Anshi dari yaman dan tulaihah bin khuwailid dari bani asad di
Nejed.
Adanya nabi-nabi palsu itu pasti membahayakan kehidupan agama dan negara islam.
khalifah Abu Bakar menugaskan pasukan islam untuk menumpas mereka dan
pengikut-pengikutnya, penumpasan itu ’berhasil dengan gemilang dibawah pimpinan
panglima Khalid bin Walid. Musailamah dibunuh oleh Washy, Al Aswad dibunuh oleh
istrinya sendiri, Tulaihah dan Sajad lari dan menyembunyikan diri.
2. Memberantas
kaum murtad
Berita wafatnya rasulullah SAW, berakibat
menggoyahkan iman bagi orang-orang islam yang masih tipis imannya, banyak orang
menyatakan dirinya keluar dari Islam (murtad). tidak mau shalat dan tidak lagi
membayar zakat. bahkan ada sementara daerah-daerah memisahkan dari dengan pemerintahan
pusat di madinah, sedangkan daerah-daerah yang masih setia adalah Madinah,
Mekah dan thaif.Abu Bakar berunding dengan para sahabat yang lain dalam
menghadapi para kaum murtad itu. mereka sepakat menyeru agar bertaubat, jika
tidak mau sadar, mereka akan dihadapi dengan menggunakan kekerasan.
Tetapi usaha lemah lembut dari pemerintahan Islam di Madinah itu mereka
abaikan, kaum murtad didukung oleh kekuatan besar kurang lebih 40.000 orang.
muslimin menghadapi mereka dengan pasukan yang besar pula, Abu Bakar mengirim
ekspedisi dibawah pimpinan Ikhrimah bin Abu Jahal, Syurahbil bin Hasnah, Amru
bin Ash, dan khalid bin Walid.
Tindakan tegas kaum muslimiin itu dapat melumpuhkan kekuatan kaum murtad,
sehingga mereka kembali mentaati perintah syariat Islam.Abu Bakar berhasil
dalam usaha ini, sehingga wilayah Islam utuh kembali.
3. Menghadapi
kaum yang ingkar zakat
Banyak diantara kaum muslimin yang pemahaman
mereka, terhadap hukum Islam belum mendalam dan imannya masih tipis, mereka
beanggapan bahwa kewajiban berzakat hanya semata-mata untuk nabi. karena nabi
telah wafat, maka bebaslah mereka dari kewajiban untuk berzakat.padahal zakat
adalah salah satu rukun Islam yang harus ditegakkan.
Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat menghadapi kaum ingkar zakat itu.
meskipun keputusan musyawarah itu tidak bulat, Abu Bakar tetap teguh pada
pendiriannya bahwa kewajiban zakat harus dilaksanakan. mereka yang membangkang
harus diperangi. sebelum pasukan muslimin dikerahkan, Abu Bakar terlebih dahulu
mengirimkan surat kepada pembangkang agar kembali ke Islam. namun sebagian
besar mereka tetap bersikeras, karena itu pasukan muslimin pun dikerahkan dan
dalam waktu yang relatif singkat pasukan Abu Bakar telah berhasil dengan
gemilang.
Dengan berhasilnya kaum muslimin ini, keadaan negara Arab kembali tenang, dan
suasana umat Islam pun kembali damai.seluruh kabilah taat kembali membayar
zakat sebagaimana pada masa rasulullah SAW.
4. Mengumpulkan
ayat-ayat Al-Qu’an
Akibat peperangan yang sering dialami oleh kaum
muslimin, banyak penghafal Al-Qur’an (huffadz) yang gugur sebagai syuhada dalam
pertempuran. Jumlahnya tidak kurang dari 70 orang sahabat.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dikalangan umat Islam serta kecemasan dihati
Umar bin Khattab akan kehilangan ayat suci Al-Qur’an itu. Maka dinasehatkan
kepada Abu Bakar agar ayat-ayt Qur’an dikumpulkan.
Atas saran-saran dari Umar bin Khattab pada awal 13 H Abu Bakar memerintahkan
Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Qur’an menjadi Mushaf. Mengingat
dahulu berserakan dalam dada penghafal, bahkan ada yang ditulis di atas batu,
pada kain, tulang dan sebagainya.
5. khalifah Abu
Bakar wafat
Pada saat pertempuran di Ajnadain negeri syam
berlangsung, khalifah Abu Bakar menderita sakit. sebelum wafat, beliau telah
berwasiat kepada para sahabatnya, bahwa khalifah pengganti setelah dirinya
adalah umar bin Khattab. hal ini dilakukan guna menghindari perpecahan diantara
kaum muslimin.
Beberapa saat setelah Abu Bakar wafat, para sahabat langsung mengadakan
musyawarah untuk menentukan khakifah selanjutnya. telah disepakati dengan bulat
oleh umat Islam bahwa Umar bin Khattab yang menjabat sebagai khalifah kedua
setelah Abu Bakar. piagam penetapan itu ditulis sendiri oleh Abu Bakar sebelum
wafat.
Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari
(11 – 13 / 632 – 634 M),khalifah Abu Bakar wafat pada tanggal 21 jumadil Akhir
tahun 13 H / 22 Agustus 634 Masehi.
C. KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB
1. Silsilah dan
Kepribadian Umar bin Khattab
Umar bin khattab lahir di Mekkah pada tahun 583
M, dua belas tahun lebih muda dari Rasulullah, ayahnya bernama khattab bin
Nufail bin Abd Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin Rizal bin Abd bin Kaab
bin Luayyah. Sedangkan ibunya bernama Khattamah binti Hisyam bin Mughiroh Al
Makhzumi.
Umar juga termasuk kelurga dari keturunan Bani Suku Ady (Bani Ady). Suku yang
sangat terpandang dan berkedudukan tinggi dikalangan orang-orang Qurais sebelum
Islam.
Umar memiliki postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, pemberani dan
tidak mengenal gentar, pandai berkelahi, siapapun musuh yang berhadapan
dengannya akan bertekuk lutut. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu
memperkirakan hal-hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang, tutur
bahasanya halus dan bicaranya fasih.
Beberapa keunggulan yang dimiliki Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati
dikalangan masyarakat Arab, sehingga kaum Qurais memberi gelar ”Singa padang pasir”,
dan karena kecerdasan dan kecepatan dalam berfikirnya, ia dijuluki ”Abu Faiz”.
Itulah sebabnya pada saat-saat awal penyiaran
Islam, Rasulullah SAW bedoa kepada Allah, ”Allahumma Aizzul Islam bi Umaraini”
artinya: ”Ya Allah, kuatkanlah Agama Islam dengan salah satu dari dua Umar”
yang dimaksud dua Umar oleh Rasulullah SAW adalah Umar bin Khattab dan Amru bin
Hisyam (nama asli Abu Jahal)
2. Proses
Pemilihan Umar Menjadi khalifah
Ketika Abu Bakar merasa dirinya sudah tua dan
ajalnya sudah dekat.yang terlintas difikirannya adalah siapa yang akan
menggantikannya sebagai khalifah kelak. Abu Bakar minta pendapat kepada para
tokoh sahabat seperti Usman bin Affan, Ali bin Abithalib, Abdurrahman bin Auf,
Thalhah bin Ubaidillah, Usaid bin Khudur.mereka menyetujui usulan Abu Bakar
bahwa Umar bin Khattab akan diangkat sebagai penggantinya. Setelah Abu Bakar
wafat, para sahabat membai’at Umar sebagai khalifah.
3.
Langkah-langkah Kebijakan Umar bin Khattab
Usaha Umar bin Khattab lebih luas di bandingkan
dengan usaha Abu Bakar. karena meliputi usaha meneruskan ekspansi dan penyiaran
Islam ke Syiria dan Persia yang diteruskan ke Mesir. dalam bidang kenegaraan,
khalifah membentuk dewan-dewan pemerintah serta mengatur tatatertib kehidupan
masyarakat Islam.
Dengan demikian pemerintahan Umar lebih maju diantara keempat zaman
khulafaurrasyidin. diantara usaha-usaha Umar gelombang ekspansi Islam ialah
melalui peperangan yang sangat sengit seperti:
perang cadesia (16 H=636 M)v
panglima perang pada waktu itu adalah Saat bin
Abi Waqosbeserta pasukannya sebanyak 8.500 orang untuk menghadapi tentara
persia sebanyak 30.000 yang dipimpin oleh panglima Rustam. pasukan Islam menang
dan pada ahir pertempuran berhasil menangkap putri Kisra Yaz Dajrid.
Penaklukan Persiav
Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah
dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah Abu Bakar, kemudian
dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit tantangan yang
dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan.
Ibu kota Madinah jatuh (18 H=636 M)v
Madinah merupakan ibu kota Persia. Setelah kota
itu dikepung selama 2 bulan maka jatuhlah ketangan Islam. Raja Kisra Yaz Dajrid
III meninggalkan Istana dan melarikan diri ke Nahawan. Di Nahawan. Yaz dajrid
III berhasil mengumpulkan tentara sebanyak 150.000 orang, semua kekuatan
dipusatkan disana. Oleh karena itu Khalifah Umar mengirim bantuan pasukan
kepada Saad bin Abi Waqos.
Perang nahawan (21 H=642 M)v
Disinilah puncak pertempuran di Persia, perang
itu berakhir dengan kemenangan pasukan Islam. Karena dahsyatnya pertempuran itu
, dalam sejarah dikenal dengan sebutan Fathul Futuh, artinya pembuka lembar
kemenangan.
Persia jatuh ketangan Islam (31 H=652 M)v
Setelah Nahawan dikuasai, mudahlah pasujkan
Islam menaklukkan daerah-daerah lain di Persia. Raja Yaz Dajrid III terus
melarikan diri ke timurmenuju perbatasan Persia. Tetapi malang bagi Kisra belum
sampai ketempat yang dituju dia mati terbunuh. Peristiwa ini terjadi pada masa
pemerintahan Khalifah Usman bin Affan(31 H=652 M).
Dengan tewasnya Raja Kisra berarti jatuhlah
negeri Persia ketangan kaum Muslimin. Dengan demikian terbuktilah ramalan
Rasulullah SAW, dengan kisahnya sebagai berikut: pernah terjadi (tahun 6H)
dimana seorang Raja Persia mengoyak-ngoyak surat dariku, sebaliknya kelak
negeri Persia akan dikoyak-koyak dan dikuasai kaum Muslimin.
4. Identifikasi Lembaga-lembaga Pemerintah
Pada masa khalifah Umar bin Khattab ekspansi Islam meliputi daerah Arabia,
syiria, Mesir, dan Persia. Karena wilayah Islam bertambah luas maka Umar
berusaha mengadakan penyusunan pemerintah Islam dan peraturan pemerintah yang
tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
1. susunan
kekuasaan
Susunan kekuasaan masa khalifah Umar terdiri
dari :
Kholifah (Amiril Mukminin), berkedudukan di ibu kota Madinah yang mempunyai
wewenang kekuasaan.v
Wali (Gubernur,), berkedudukan di ibu kota Propensi yang mempunyi kekuasaan
atas seluruh wiyalayah Propensi.v
2. Tugas pokok pejabat
Tugas pokok pejabat, mulai dari kholifah, wali beserta bawahannya bertanggung
jawab atas maju mundurnya Agama islam dan Negara. Disamping itu mereka juga
sebagai imam shalat lima waktu di masjid.
3. membentuk dewan-dewan Negara
Guna menertipkan jalannya administrasi pemerintahan, Kholifah Umar membentuk
dewan-dewan Negara
Dewan perbendaharaan Negarav
Bertugas mengatur dan menyimpan uang serta mengatur pemasukan dan pengeluaran
uang negara, termasuk juga mencetak mata uang Negara.
Dewan tentarav
Bertugas mengatur ketertiban tentara, termsuk memberi gaji, seragam/atribut,
mengusahakan senjata dan membentuk pasukan penjaga tapal batas wilayah negara.
Dewan pembentuk Undang-undangv
Bertugas membuat Undang-undang dan peraturan
yang mengatur toko-toko, pasar, mengawasi timbangan, takaran, dan mengatur pos
informasi dan komonikasi.
Dewan kehakimanv
Bertukas dan menjaga dan menegakkan keadilan, agar tidak ada orang yang berbuat
sewenang-wenang terhadap orang lain. Hakim yang termashur adalah Ali bin Abi
Thalib.
5. Mencanangkan
Almanak Hijriah
khalifah bin Umar bin Khattab menetapkan
perhitungan tahun baru, yaitu tahun hijriayah yang dimulai dari hijrahnya
Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah (16 Juli 622 M). Saat itulah dimulainya
tahun hijriayah yang pertama.
Disamping itu, Khalifah Umar menetapkan lambang bulan sabit sebagai lambang
negara. Hal ini diilhami oleh bendera pasukan khusus Rasulullah SAW yang
menggambarkan bulan sabit.
Karya-karya besar Khalifah Umar yang lain adalah mendirikan Baitul Mal,
membangun dan merenovasi masjid-masjid, seperti masjid haram (Mekah), masjid
Nabwi ( Madinah ), Masjidil Aqsa dan masjid Umar ( Yerussalem ), dan masjid
Amru bin ash (Fusthtf-Mesir). Memperluas wilayah-wilayah islam seperti, Romawi
(13 H=634 M),Damaskus (14H=635 M), Baitul Makdis–Syiriah (18 H=639 M), Mesir 19
H=640 M), Babilon (20 H 641 M), Nahawan–Persia (21 H=642 M), dan Iskandariah
(22 H=643 M).
6. Keberanian
Umar Memberantas Kebatilan
perang di Syam belum selesai, bahkan perang itu
makin berkecamuk, Khalifah Umar bin Khattab segera mengambil langkah-langkah
tertentu. “ kirimakan surat ini kepada Khalid bin Walid !” titah Kholifah pada
pembantunya. “kalu boleh takhu, apa isinya ?’ tanya Malik bin zafila salah
seorang pembantunya.
“baiklah, engkau boleh tahu isi surat itu, aku memberitahukan bahwa Kholifah
Abu Bakar telah wafat dan aku kini sebagai penggantinya. Kedua, pimpimpina ke
syam diambil alih oleh panglima Abu Ubaidah. Sementara itu Khalid bin Walid
segera kembali menghadapku” tegas umar menegaskan.” Mengapa bisa seperti itu ?
bukankah Kholid bin Walid seoran panglima yang gagah dan berani ? dialah
panglima perang yang sering mendapatkan kemenangan, ia selau patuh pada
perintah Khalifah,” tanya Malik bin Zafila.
“memang benar, saya juga mengetahui kegagahan
dan keberanian Khalid, wajar ia mendapat pujian dan sanjungan dari pencintanya.
Akan tetapi ada suatu hal yang mungkin kalian tidak tahu atau tidak setuju bila
kukatakan,” sahut Kholifah Umura
“Mengapa ? ada apa dengannya ?”
“dalam dirinya ada sifat kejam. Aku melihat
sendiri tingkah lakunya ketika memerangi kaum murtad yang telah ditawan dan
meminta perlindungan kepada kita, ternyata Khalid bin Walid tidak mau
mengampuninya aku juga memandang dari segi lain.ingatlah kini Islam masih
berkembang. Aku khawatir orang luar memandang Islam ditegakkan dengan perang
dan pedang. Mereka tentu akan berbalik membenci Islam. Dan tentu saj
orang-orang munafik akan memanfaatkan kelemahan seperti itu,” tegas khalifah
Umar menjelaskan secara terus terang.
Demikianlah keberanian Umar dalam menegakkan kebenaran dan memberantas
kebatilan. Itulah sebabnya, Khalifah Umar diberi gelar “Al Faruq” artinya
pembenar, maksudnya orang yang membedakan dengan tegas antara kebatilan dan
kebenaran.
7.Khalifah Umar
bin Khattab Wafat
Umar bin Khattab adalah profil seorang pemimpin
yang suksek dan sahabat rasulullah yang sejati. Kesuksesannya dalam mengibarkan
panji-panji Islam mengundang rasa dengki di hati orang yang memusuhinya, salah
satunya adalah Abu Lu’luah.;
Abu Lu’luah berhasil membunuh Khalifah Umar ketika beliau siap-siap memulai
shalat subuh. Abu Lu’luah merasa dendam kepada Umar karena beliau dianggap
sebagai penyebab lennyapnya kerajaan persia di muka bumi. Abu Lu’luah adalah
seorang dari bangasa persia.
Khalifah Umar pulang kerahmatullah pada tanggal 26 Dzul Hijjah 23 H/3 November
644 M dalam usia 63 tahun. Beliau memegang amanat sebagai khalifah selama 10
tahun 6 bulan (13-23 H=634-644 M).
Atas persetujuan Siti Aisyah istri rasulullah Jenazah beliau dimakamkan
berjajar dengan makam Rasulullah dan makam Abu Bakar. Demikianlah riwayat
seorang khalifah yang bijaksana itu dengan meninggalkan jasa-jasa besar yang
wajib kita lanjutkan.
D. KHALIFAH USMAN BIN AFFAN
1. Silsilah dan
Kepribadian Usman bin Affan
Usman bin di lahirkan 5 tahun setelah kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Yaitu pada 576 M di kota thoiaf, kota yang palinga subur di
antara kota –kota lainnya ditanah hijaz. Usman seorang saudagar yang berhsil
karena tekun lemah lembut dan pemurah.sejak usia belia dia sudah berniaga ke
Negeri syam, daerah jajahan Romawi. Keahliannya berdagang berkat didikan
ayahnya sendiri, sehingga menjadi seirang saudagar yang kaya raya.
Setelah menginjak dewasa, Usman menjadi saudagar yang kaya, dermawan, berbudi
luhur, bersikap jujur, dan teguh hati serta berprasangka halus. Dengan pribadi
yang demikian Usman termasuk orang yang mempunyai kedudukan yang terhormat dan
mulia di dalam masyarakat Qurais.
Sifat mulia Usman meningkat setelah ia memeluk agama Islam. Sewaktu Nabi
kekurangan dana dalam perang tabuk (9H=631M) melawan pasukan Byzantium (Romawi
timur) Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya (40.000 dirham), Umar bin Khattab
menyerahkan separuh hartanya, Asmi bin Abdi menyumbangkan 70 goni kurma, Usman
bin Affan menanggung 1/3 dari keseluruhan biaya pasukan besar itu dengan
menyerahkan 90 ekor kuda, serta uang tunai 1.000 dinar = 10.000 dirham.
2. Proses
Pemilihan Usman Sebagai Khalifah
Sebelum khalifah Umar wafat, beliau sempat
berwasiat dan menunjuk tim yang terdiri dari 6 orang sahabat terkemuka,
sekaligus telah dijamin Nabi masuk surga, sebagai calon ganti kekhalifaannya.
Keenam orang tersebut adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Abdurrahman
bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqash.
Kepada tim, Umar menganjurkan agar putranya, Abdullah bin Umar ikut sebagai
peserta musyawarah dan tidak boleh dipilih menjadi khalifah.awalnya hasil
musyawarah yang diketuai oleh Abdurrahman bin Auf menunjukkan bahwa suara pada
posisi seimbang, antara Ali dan Usman. Karena Usman lebih tua, Abdurrahman
menetapkan Usman bin Affan sebagai khalifah.
Ketetapan itu disetujui oleh anggota tim dengan berbagai pertimbangan yang
matang. Disamping Usman sebagai salah seorang sahabat yang terdekat dengan
Nabi, beliau juga seorang Assabiqunal Awwalun yang terkenal kaya dan dermawan,
jiwa dan hartanya dikorbankan demi kejayaan Islam. Usman bin Affan dibaiat sebagai
khalifah pada tahun 23 H/644 M.
3. Jasa Usman
dalam Pembukuan Mushaf
pada masa Usman terjadi perluasan wilayh
kekuasaan Islam sampai pada wilayah Afrika. Asia dan Eropa. Kaum muslimin
terpencar ke wilayah-wilayah kekuasaan Islam tersebut. Karena mereka berasal
dari berbagai bangsa yang berbeda, maka sering terjadi perbedaan dalam membaca
Al-Qur’an, keadaan ini mendorong perlunya satu jenis Al-Qur’an yang dijadikan
pedoman untuk semua kaum muslimin.
Untuk maksud tersebut Khalifah Usman akan membukukan dan menggandakan
Al-Qur’an. Lembaran-lembaran syst Al-Qur’an yang telah dikumpulakan pada masa
Abu Bakar dan disimpan oleh hafsah, diminta oleh Usman. Ia kemudian membentuk
panitia penulisan kembali ayat Al-Qur’an, yang terdiri dari Zaid bin Tsabit
sebagai ketua, dengan anggota: Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin Ash, dan
Abdurrahman bin Harits.
Tugas panitia ini adalah menyalin kembali
lembaran-lembaran buku Al-Qur’an yang telah telah menjadi buku ini disebut
Al-Mushaf. Panitia menggandakan sebanyak 5 buah. Empat diantaranya dikirim ke
Mekkah, Syiria, Basrah, dan Kufah. Sedang satu buah ditinggal di Madinah, yang
disebut Mushaf Usmani atau Mushah Al Imami.
4. Usman bin
Affan Wafat
Khalifah Usman bin Affan banyak mengambil
keluarganya, Bani Umayyah untuk menduduki pemerintahan. Pengawasan pada pejabat
yang kurang. Khalifah Usman umurnya telah lanjut, sehingga pengaturan
pemerintahan hanya dilakukan oleh pembantu-pembantu dekat dan familinya
sendiri.
Keluhan masyarakat tidak disampaikan kepada Khalifah. Keadaan ini menimbulkan
keresahan dan protes dari masyarakat mesir dan kufah. Mereka datang ke Madinah
untuk menyampaikan protes mereka. Sebagian masyarakat Madinah juga ikut
bergabung dengan mereka , karena kurang mendapat perhatian yang memuaskan,
protes itu berubah menjadi pemberontakan.
Suasana yang panas ini dimanfaatkan oleh Abdullah bin Saba’ (munafiq Yahudi)
untuk meniupkan fitnah dan mengobarkan permusuhan dikalangan umat Islam.
Ahirnya Hamran bin sadan Asy Syaqie menyelinap ke ruang khusus rumah Usman.ia
menikamnya dari belakang, ketika Usman sedang berpuasa dan tengah menela’ah
kandungan isi Al-Qur’an.
Peristiwa itu terjadi pada 18 Dzulhijjah 34 H (656 M). Usman menjadi khalifah
selama 12 tahun, dan wafat dalam usia 82 tahun. Sifatnya yang lemah lembut dan
berhati sosial telah meninggalkan jasa yang tidak sedikit untuk kepentingan
Islam, antara lain:
Menyempurnkan pembukuan Al-Qur’anv
Merenovasi bangunan Masjid Nabawi di Madinahv
Membentuk angkatan laut atas usul Muawiyah bin Abu Sofyanv
Membangun gedung-gedung pengadilan, yang semula masjid-masjidv
Menompasm pemberontakan-pemberontakn seperti di Khurasan dan Iskandariyahv v
Membagi wilayah Islam menjadi 10 Propinsi yang dipimpin oleh seorang
Amir/Wali/Gubernur, meliputi Al Jund-Abdullah bin Rabi’ah, Basrah-Abu Musa bin
Abdullah, Damaskus-Muawiyah bin Abu Sofyan, Emese-Umar bin Sa’ad, Bahrain-Usman
bin Abil Ash, sha’a-Ja’la bin Munabbik, Taif-Sufyan bin Abdullah, Mesir-Amr bin
Ash, Mekkah-Nafi’ bin Abdul Maris, dan Kuwait-Mughiroh bin Sya’bah.
Ekspansi Islam, meliputi: Armenia, Tripoli, Thabaristan, Harah, Barkoh, Kabul,
Ghanzah dan Turkistan.v
E. KHALIFAH ALI BIN ABI THOLIB
1. Silsilah dan
Kepribadian Ali bin Abi Tholib
Ali bin Abi tholib lahir pada tahun 603
Mdisamping ka’bah kota Mekkah, lebih muda 32 tahun dari Nabi Muhammad SAW.Ali
termasuk keturunan Bani Hasyim.
Abu tholib memberi nama Ali dengan Haidarah, mengenang kakeknya yang bernama
Asad. Haidarah dan Asad dalam Bahasa Arabartinya singa. Sedang Nabi Muhammad
memberi nama “ALI” yang menakutkan musuh-musuhnya.
Pada usia 6 tahun, Ali bin Abi Tholib diasuh oleh Nabi Muhammad sebagaimana
Nabi diasuh oleh ayahnya, Abu tholib. Karena mendapat didikan dan asuhan
langsung dari Nabi Muhammad SAW, maka Ali tumbuh sebagai anak yang berbudi
luhur, cerdik, pemberani, pintar dalam berbicara dan berpengetahuan luas.
Gelar-gelar yang disandang oleh Ali antara
lain:
“Babul Ilmu” gelar dari Rasulullah yang artinya
karena beliau termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadistv v Zulfikar karena
pedangnya yang bermata,juga disebut “Asadullah” (singa Allah) dua dan setiap
Rasulullah memimpin peperangan Ali selalu ada dibarisan depan dan memperole
kemenangan. v “Karramallahu Wajhahu” gelar dari Rasulullah yang artinya
wajahnya dimuliakan oleh Allah, karena sejak kecil beliau dikenal kesalehannya
dan kebersihan jiwanya. v “Imamul masakin” (pemimpin orang-orang miskin),
karena beliau selalu belas kasih kepada orang-orang miskin, beliau selalu
mendahulukan kepentingan orang-orang fakir, miskin dan yatim. Meskipun ia
sendiri sangat membutuhkan. v Ali termasuk salah satu seorang dari tiga tokoh
yang didalamnya bercermin kepribadian Rasulullah SAW. Mereka itu adalah Abu
Bakar Asshiddiq, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Tholib. Mereka bertiga
laksana mutiara memancarkan cahayanya, itulah sebabnya Ali dijuluki
“Almurtadha” artinya orang yang diridhai Allah dan Rasulnya.
2. Proses
Pemilihan Ali sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Usman bin Affan, keadaan tetap
menegangkan. Kelompok-kelompok masih berkeliaran di Madinah. Para pemuda
menghendaki agar Ali segera menggantinya, namun dengan sopan Ali menolak
permintaan itu.
Ali menganggap bahwa pengangkatan Khalifah adalh masalah yang sangat penting
karena itu masalah ini memerluakn dukungan para sahabat yang dahulu berjuang
bersama Nabi SAW. Ali menyatakan: “Mana pahlawan Badar seperti Zubair bin
Awwan, Tholhah bin Ubaidillah dan Sa’ad.”
Mendengar hal itu kaum muslimin mengajak Zubair, Thalhah dan Sa’ad bersama-sama
membaiat Ali bin Abi Tholib sebagai khalifah. Mereka setuju dan terjadilah
pembai’atan Ali sebagai khalifah bagi umat Islam.
3. Kebijakan
Ali Menyusun kembali Aparatur Kekhalifaan
Dalam periode khalifah Abu Bakar dan Umar,
kehidupan masyarakat masih dalam taraf kesederhanaan seperti periode Nabi
Muhammad SAW. Rakyat masih bersatu padu dan kokoh dibawah ikatan tali
persaudaraan Islam. Mereka selalu kompak dalam semangat jihad yang ikhlas demi
kelulusan agama Islam.
Keadaan ini mulai berubah sejak periode Khalifah Usman bin Affan. Mereka mulai
terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat duniawi, apalagi saat gubernur yang
diangkat Khalifah Usman banyak yang tidak mampu memimpin umat dan tidak
disenangi masyarakat. Oleh karena itu Khalifah Ali bin Abi Tholib menanggung
beban yang berat dalam memimpin kaum muslimin dengan wilayah kekuasaan yang semakin
meluas.
Kebijakan-kebijakn Khalifah Ali dalam
menanggulangi hal-hal tersebut adalah:
1. Tanah-tanah atu pemberian-pemberian yang dilakukan Khalifah Usman bin Affan
kepada famili, sanak kerabatnya dan kepada siapa saja yang tanpa alasan yang
benar atu tidak syah, ditarik kembali dan menjadi milik Baitul Mal sebagai
kekayaan negara. Hal ini dilakukan Khalifah untuk membersihkan pemerintahan.
2. Wali/Amir atau gubernur-gubernur penguasa wilayah yang diangkat Khalifah
Usman diganti dengan orang-orang baru.
• Kuwait, Abu Musa Al Asy’ari diganti Ammarah bin Syahab
• Mesir, Abdullah bin Sa’ad diganti Khais bin Tsabit
• Basyrah, Abdullah bin Amr diganti Usnab bin Hany Al Anshori
• Syam (Syiria), Muawwiyah bin Abi Sofyan diganti Shal bin Hanif
Hal ini dilakukan Khalifah Ali, karena mereka banyak yang tidak disenangi oleh
kaum muslimin, bahkan banyak yang menganggap bahwa mereka itulah yang
menyebabkan timbulnya pemberontakan-pemberontakan pada masa Khalifah Usman.
3. Sebagai upaya untuk mencerdaskan umat, Khalifah Ali meningkatkan dalm Ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab agar umat Islam
mudah dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadits.
4. Berusaha untuk mengembalikan persatuan dan kesatuan umat Islam. Akan tetapi
usahanya ini kurang berhasil, karena api fitnah dikobarkan kaum munafik Yahudi
yang tidak menyukai Islam.
5. Mengatur tata pemerintahan untuk mengembalikan kepentingan umat, seperti
memberikan kepada kaum muslimin tunjangan yang diambil dari Baitul Mal
sebagaimana yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar.
4. Kekecewaan
sebagian Masyarakat Terhadap Kegagalan Ali Menangkap Pembunuh Usman
Umat Islam pada Khalifah Ali, pecah menjadi
beberapa kelompok. ini adalah akibat belum selesainya kasus wafatnya Usman bin
Affan. Oleh karena itu, masa pemerintahan Ali diwarnai berbagai kekecewaan yang
mengakibatkan pemberontakan-pemberontakan yang ingin menombangkan Khalifah Ali.
1. Perang Jamal
Dinamakan perang Jamal, karena dalam perang itu
Aisyah mengendarai unta. Perang ini terjadi antara Khalifah Ali dengan Aisyah
yang didukung oleh Zubair dan Thalhah.
Ketiga sahabat ini menuntut balas atas kematian Khalifah Usman bin Affan.perang
ini terjadi pada tahun 36 H dan tidak berlangsung lama. Zubair dan Thalhah
tewas, begitu juga unta yang tunggangi Aisyah terbunuh. Sedangkan Aisyah pun
dapat ditawan oleh pasukan Khalifah Ali bin Abi Tholib.
“Sebaiknya Ibunda kembali ke Madinah”, usul Khalifah Ali bin Abi Tholib,
“Baiklah. Akan tetapi aku beramanat agar engkau tetap mencari pembunuh Usman
bin Affan dan memenggal kepala penjahat itu”, sahut Aisyah.
“Saya setuju , Demi Allah, saya akan mencari
pembunuh Usman bin Affan”, sumpah Khalifah Ali. Akhirnya Aisyah janda Nabi SAW
dikembalikan ka Mdinah dengan penuh kehormatan.
2. Perang
Siffin
Setelah Khalifah Ali menundukkan pasukan
berunta di Basrah, beliau bersama pasukannya menuju Kufah. Dari Kufah beliau
mengirim Jabir bin Abdullah Al Bajali untuk meminta Muawwiyah mengurungkan
niatnya menentang beliau, dan mengajak agar Muawwiyah menyatakan bai’ahnya
terhadap Khalifah Ali bin Abi Tholib.
Utusan Ali diterima oleh Muawwiyah. Ia memberi
jawaban:
1. Ia tidak akan memberi bai’ah, sebelum kematian Usman diselesaikan dengan
tuntas
2. Kalau Ali mengabaikan pengusutan terhadap pembunuhan Usman, bukan bai’ah
yang dilakukan. Tetapi Muawwiyah akan mengangkat senjata untuk melawan Ali.
Dimulailah perang besar di dataran Siffin dengan dahsyatnya antara Ali dengan
Muawwiyah. Pertempuran berkecamuk hingga 4 hari lamanya. Dalam pertempuran
tersebut tentara Muawwiyah mula-mula menang, tetapi kemudian kalah, dan
akhirnya hendak melarikan diri. Tiba-tiba amru mengambil siasat damai dengan
memerintahkan kepada seluruh tentaranya mengacungkan Mushaf Al-Qur’an pada
pucuk tombaknya serta menyeru “Marilah damai dengan hukum Kitabullah”.
Melihat situasi yang demikian, pasukan Ali pecah menjadi dua golongan satu
golongan menerima perdamaian, mengingat pertempuran yang dilakukan sesama
muslik, satu golongan yang lain berpendapat perang terus hingga nyata siapa
nanti yang menang, dengan dugaan mereka bahwa mengangkat Kitabullah hanyalah
semata-mata tipu daya musuh.
Khalifah Ali terpaksa mengikuti golongan pertama yang lebih banyak, yaitu
menghentikan pertempuran yang sedang berkobar dan menantikan keputusan yang
akan dirundingkan tanggal 15 Rajab 37 H. Perundingan tersebut dikenal dengan
perdamaian Daumatul Jandal, karena terjadi di daerah Daumatul Jandal. Dalam
perundingan itu, pihak Muawwiyah mengangkat Amr bin Ash sebagai kepala utusan,
dari pihak Ali mengangkat Abu Musa Al Asy’ari.
Tanya jawab diadakan dan akhirnya setuju untuk mempersiapkan jawaban agar Ali
dan Muawwiyah diturunkan dari keKhalifaan. Kemudian diserahkan kepada umat
untuk memilih Khalifah yang disukainya, demi persatuan dan kesatuan umat Islam.
Mula-mula Abu Musa berdiri, kemudian memutuskan mencabut Ali dari keKhalifaan.
Setelah itu Amr bin Ash juga berdiri dan memutuskan memecat Ali seperti yang
dikatakan Abu Musa dan menetapkan Muawwiyah menjadi Khalifah atas pemilihan
umat.
5. Peristiwa
Tahkim dan Dampaknya
Akibat terjadinya perselisihan pendapat dalam
pasukan Ali, maka timbullah golongan Khawarij dan Syi’ah. Khawarij adalah
golonga yang semula pengikut Ali , setelah berhenti perang Siffin mereka tidak
puas, dan keluar dari golongan Ali, karena mereka ingin melanjutkan peperangan
yang sudah hampir menang, dan mereka tidak setuju dengan perundingan Daumatul
Jandal.
Mereka berkomentar mengapa harus bertahkim kepada manusia, padahal tidak ada
tempat bertahkim kecuali allah. Maksudnya tidak ada hukumselain bersumber
kepada Allah. khawrij menganggap Ali telah keluar dari garis Islam. Karena itu
orang-orang yang melaksanakan hukum tidak berdasarka Kitab Allah maka ia
termasuk orang kafir.
Sebaliknya golongan kedua Syi’ah (golongan yang
tetap setia mendukung Ali sebagai Khalifah) memberi tanggapan bahwa tidak
menutup kemungkinan kepemimpinan Muawwiyah bertindak salah, karena ia manusia
biasa, selain itu golongan Syi’ah beranggapan bahwa hanya Ali satu-satunya yang
berhak menjadi Khalifah.
Mengingat perdebatan ini tidak titik temunya
dan mengakibatkan perundingan Daumatul Jandal gagal sehingga perdamaian tidak
terwujud.
6. Ali bin Abi
Tholib Wafat
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran
pemimpin-pemimpin Isalam, dan mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam
pada saat itu adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr.
Kemudian kaum Khawarij membulatkan tekadnya,
“tiga orang imam itu harus dibunuh dalam satu saat, bila hal itu tercapai umat
Islam akan bersatu kembali”. Demikian tekad mereka. “Saya membunuh Ali”, kata
Abdurrahman bin Muljam, “Saya membunuh Muawwiyah”, sambut Barak bin Abdullah
Attamimi, “Dan saya membunuh Amr”, demikian kesanggupan Amr bin Bakr Attamimi.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24
Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang Khawarij tiu. Hanya Ibnu
Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika beliau sedang sholat Subuh di Masjid
Kufah tetapi Ibnu Muljam pun tertangkap dan juga dibunuh.
Barak menikam Muawwiyah mengenai punggungnya, ketika Muawwiyah sedang sholat
Subuh di Masjid Damaskus. Sedang Amr bin Bakr berhasil membunuh wakil imam Amr
bin Ash ketika ia sedang sholat Subuhdi Masjid Fusthat Mesir. Amr bin sendiri
tidak mengimami sholat, sedang sakit perut di rumah kediamannya sehingga ia selamat.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun,
kemudian Hasan bin Ali dinobatkan menjadi Khalifah yang berkedudukan di Kufah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Format peradaban Islam pada masa khulafaurrasyidin tampaknya lebih banyak
dilakukan oleh dua khalifah berikutnya yakni Umar bin Khattab serta Usman bin
Affan karena keduanya memerintah relatif cukup lama dibandingkan Abu Bakar dan
Ali bin Abi Thalib. Sehingga fakta sejarah menunjukkan bahwa zaman
Khulafaurrasyidin tersebut termasuk kedalam zaman perkembangan Islam yang
cemerlang yang ditandai dengan ekspansi, integrasi, pertumbuhan dan kemajuan
yang menunjukkan peradaban tersendiri dengan segala karakteristiknya.
B. SARAN- SARAN
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh
Khulafaurrasyidin. Mereka melakukan ekspansi, pemberantasan kaum murtad, dan
kebijakan-kebijakan lainnya yang membuahkan hasil cemerlang bagi Agama Islam.
Tapi yang di sayangkan pada masa pemerintahan
salah satu dari Khulafaurrasyidin ialah:
Para aparatur Negara di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak
tegasan dalam memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang menyebabkan
perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak negatif
di era globalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Thohir, Ajid.
Perkembangan Peradaban Islam di kawasan dunia Islam. Jakarta: PTv Rajagrafindo
Persada, 2004
Morodi, DKK. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra, 1994v
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006v
Tim Guru MI. Mengenal Sejarah Kebudayaan Islam. PT Putratama Bintang Timur,
2004v
Shiddiqi, Nourouzzaman. Jeram-jeram Peradaban Muslim. Pustaka Pelajar, 1996v
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001v