Elegi Cinta dari Langit



Elegi Cinta dari Langit
*Berhenti di titik rapuh*
Puisi jadul, mengingatkan pada kehampaan.

*Elegi Cinta Dari Langit*
Mengenang siraman rohani dari langit.

*Elegi Cinta Dari Langit*
Terkenang dan terkubur dalam lembar ingatan.
Tidak ada yang tahu bahwa Elegi adalah lembaran sastra kepolosan.
Tak ada yang tahu, Cinta adalah pusat perhatian.
Tak ada yang tahu, langit adalah poros kehidupan.

*Elegi Cinta Dari Langit*
Disusun oleh Cinta, Ambisi, Hasyrat, Cita dan Kesatuan.

*Elegi Cinta Dari Langit*
Cinta itu mendorong tujuan dan target menjadi paripurna.
Terselesaikan dengan tegas, cerdas dan tuntas.
Ambisi itu menciptakan manusia lapar akan karya.
Melupakan beban dan keluhan, tujuan harus tercapai sempurna.
Hasyrat itu menjadi akurasi keinginan yang tepat sasaran.
Tak boleh meleset dan membidiknya dengan cepat.
Cita itu memuaskan keinginan, karena nafsu tak bisa dilerai.
Kesatuan itu adalah bangunan yang hanya berbilang "Satu".
*Karena kita adalah keluarga*
*Elegi Cinta Dari Langit*

Semua bergabung, berkumpul menjadi "Satu".
*Elegi Cinta Dari Langit*