SURAMADU di Tutup

Adey

CUACA ekstrim yang terjadi beberapa bulan terakhir berpengaruh terhadap arus transportasi kendaraan yang melintasi Jembatan Suramadu. Buktinya, hempasan angin kencang yang mencapai 50 km perjam yang terjadi Sabtu (2/10) memaksa PT Jasa Marga sebagai pengelola jembatan terpanjang di Asia Tenggara ini menutup Jembatan Suramadu. Akibat penutupan sementara itu, sempat terjadi penumpukan kendaraan roda dua maupun roda empat di pintu tol sisi Bangkalan maupun Surabaya.

Kepala Gerbang Tol Jembatan Suramadu, Suharyono mengatakan, penutupan Jembatan Suramadu dilakukan karena kondisi cuaca sedang tidak memungkinkan. Kecepatan angin mencapai 50 kilometer perjam. Jika arus transportasi tetap dibuka, Jasa Marga khawatir terhadap keselamatan pengguna jasa Jembatan Suramadu.
“Penutupan (Jembatan Suramadu, Red) hanya berlangsung sekitar 20 menit. Mulai pukul 09.05 sampai 09.25. Keputusan itu dilakukan dengan pertimbangan keselamatan pengendara kendaraan bermotor. Jika penutupan tidak segera dilakukan, kami khawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Suharyono menjelaskan, tujuan penutupan Suramadu ketika terjadi angin kencang dilakukan untuk keselamatan para pengendara yang hendak melintasi jembatan sepanjang 5,438 kilometer itu. Karena itu, dia meminta pengertian pengguna Jembatan Suramadu ketika sewaktu-waktu dilakukan penutupan karena cuaca buruk. ”Kalau situasinya memungkinkan dan angin berhembus tidak terlalu kencang, Jembatan Suramadu akan dibuka kembali,” ulasnya.
Sementara itu, salah satu pengemudi mobil, Surahmad warga asal Sampang mengaku kaget ketika melihat antrean kendaraan di pintu tol Suramadu. Sebab, dia sudah menunggu beberapa menit, namun tidak satupun kendaraan di depannya bergerak. Namun, setelah mendapatkan informasi dari pedagang asongan yang sedang menjajakan souvenir, dia baru memahami. “Saya kira ditutup karena jembatannya rusak. Eh ternyata karena angin kencang,” ujarnya.
Berdasarkan prosedur keselamatan resmi yang berlaku di Jembatan Suramadu, apabila hempasan angin kencang melebihi 40 kilometer perjam maka jalur sepeda motor harus ditutup. Pasalnya kecepatan angin seperti itu bisa menghilangkan keseimbangan pengendara sepeda motor. Apalagi ketika terjadi hujan deras yang disertai angin kencang. Pengelola Jembatan Suramadu harus membuat keputusan tepat. Sebab, ketika muncul angin dengan kecepatan melebihi 40 kilometer perjam, jarak pandang sangat pendek karena terjadi kabut.
Sedangkan batas nyaman berkendara bagi sepeda motor yang melintasi Jembatan Suramadu adalah 40 kilometer perjam. Dengan kecepatan tersebut, pengendara akan terasa nyaman saat mengemudikan motornya. Selain itu, mereka dengan mudah bisa mengendalikan kecepatannya saat berhembus angin di laut.
Sekedar diketahui, penutupan Jembatan Suramadu juga akibat angin kencang juga terjadi beberapakali. Rabu (22/9), Jembatan Suramadu ditutup total akibat angin kencang diatas 40 kilometer perjam. Awalnya, penutupan tersebut berlaku hanya untuk kendaraan roda dua. Namun, beberapa menit kemudian, lajur kendaraan roda empat juga ditutup. Pasalnya, tiupan angin semakin kencang. Disamping itu, kabut tebal juga menyelimuti kawasan Jembatan Suramadu. Kondisi itu berbahaya karena menghalangi jarak pandang pengendara.
Kamis (12/08) juga terjadi penutupan Jembatan Suramadu selama 15 menit karena kecepatan angin mencapai 50 kilometer perjam. Jembatan Suramadu khusus jalur sepeda motor sempat ditutup, mulai pukul 18.20 sampai 18.35.Hal ini sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur). Jika kecepatan angin melebihi 40 kilometer perjam, maka jalur sepeda motor dari dua arah harus ditutup. Sedangkan jalur mobil tetap dibuka normal seperti biasa. Setelah 15 menit ditutup, akhirnya jalur sepeda motor tadi dibuka saat kecepatan angin berangsur berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada Jumat (15/1) yang lalu, Jembatan Suramadu juga sempat mengalami hal yang sama. Namun, penutupan jembatan hanya berlangsung sekitar dua menit. Setelah hempasan angin tidak terlalu kencang, jalur Jembatan Surmadu dibuka kembali

Post a Comment

0 Comments